skip to main |
skip to sidebar
Demo penolakan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) di akhir bulan Maret
2012 cukup menyita perhatian, di samping ada pro dan kontra pemerintah
dalam menaikkan harga BBM bersubsidi. Ironisnya demo penolakan kenaikan
BBM yang katanya membela rakyat ini seringkali berakhir ricuh dan
anarkis.
Demonstrasi memang diperbolehkan dan memang merupakan salah satu cara
menyampaikan aspirasi dalam negara demokrasi. Tetapi yang saya soroti
adalah bagaimana cara mengungkapkan aspirasi yang malah berubah menjadi
aksi anarkis yang menjurus ke arah kriminalitas.
Demo penolakan kenaikan BBM di akhir
Maret 2012 cukup menyita perhatian di samping pro dan kontra Pemerintah
menaikkan harga BBM bersubsidi. Ironisnya demo penolakan kenaikan BBM
yang katanya membela rakyat ini seringkali berakhir ricuh dan anarkis.
Berikut lima aksi anarkis yang di lakukan oleh para demonstran selama masa penolakan kenaikan harga BBM,
Merusak Pagar DPR
Para
demonstran berhasil merobohkan pagar di depan gedung DPR. Wah, sungguh
kekuatan yang massa yang harus di kagumi karena pagar sebesar itu bisa
di robohkan. Tapi sayang mungkin para demonstran lupa kalau pagar
tersebut di bangun dari uang rakyat. Dan tentu saja pagar tersebut
membutuhkan perbaikan, biaya
yang diperlukan untuk perbaikan Pagar DPR yang roboh diperkirakan
mencapai RP. 5 MILYAR rupiah. Kabarnya dana perbaikan ini akan
diambilkan dari APBN-P tahun 2012.
Merusak Fasilitas Umum
Pada
foto di atas terlihat sejumlah pengunjuk rasa merusak pagar pembatas
jalan tol dalam kota saat melakukan aksi di depan gedung DPR/MPR
Jakarta, Jumat (30/3). Bahkan di kabarkan ada pos polisi yang di rusak
saat bentrok di Salemba Kamis malam (29/3). Seandainya saja mereka sadar kalau fasilitas umum yang ada di bangun dengan uang pajak rakyat.
Memblokir Jalan
Ada
yang demo? Macet pasti. Padahal jalan raya di pakai ratusan bahkan
ribuan orang untuk melintas setiap harinya. Bisa di bayangkan bagaimana
jadinya kalau jalan yang seharusnya anda lewati di blokir oleh para
demonstran yang notabene akan bertindak agresif kalau anda mencoba
menerobos kerumunan mereka, tidak percaya? Coba saja.
Sedangkan
Pihak Jasamarga selaku pengelola jalan tol di kabarkan menderita
kerugian sekitar 1,5 MILYAR akibat ditutupnya jalan tol selama 8 jam
dengan rincian RP. 1,2 MILYAR adalah kerugian karena penutupan jalan
sedangkan sisanya adalah kerugian akibat rusaknya sarana dan prasarana.
Menyiram Dengan Air Keras
Yang
satu ini saya rasa sudah keterlaluan, bahkan dalam perang menggunakan
bahan kimia berbahaya tidak di perbolehkan. Korban yang terkena air
keras juga tidak dari pihak petugas pengamanan saja tetapi juga
wartawan. Semoga kasus ini bisa di usut hingga tuntas, karena jelas
tindakan dengan modus baru ini sudah di persiapkan karena tidak mungkin
ada segalon air keras muncul tiba-tiba saat sedang demo.
Vandalisme
Mahasiswa mencoret-coret tembok pagar pintu masuk Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Bandung, Kamis (22/3/2012) siang. Di
tembok pagar gerbang masuk sebelah kanan, mahasiswa ini juga menuliskan
kata-kata bernada kasar, yaitu "SBY Goblog, Heryawan Anjing" dan
"Heryawan Tolol, SBY Goblog Anjing".
Demonstrasi sejatinya memang di
perbolehkan dan memang merupakan salah satu cara menyampaikan aspirasi
dalam negara demokrasi. Tetapi yang saya soroti di sini adalah bagaimana
cara mengungkapkan aspirasi yang malah berubah menjadi aksi anarkis
yang menjurus ke arah kriminalitas, ironisnya mereka mengatas namakan
mahasiswa yang seharusnya memiliki pendidikan dan pikiran luas.
Kalau sudah begini siapa sebetulnya yang rugi?
0 komentar:
Posting Komentar