Nasuha
tobat
atau tobat nasuha, tobat yang sebenar-benarnya tobat dengan
janji yang ditepati tidak pernah akan mengulangi lagi perbuatan yang salah atau
dosa tersebut.
Tobat
nasuha dalam lingkup sederhana adalah tobat dengan kesungguhan diri kepada Allah SWT. dengan tidak
akan mengulangi perbuatan yang sama untuk kedua kalinya.
Ciri-ciri
tobat nasuha.
1.
Menyesal.
Adanya
penyesalan setelah melumuri diri dengan dosa dan kenistaan; adanya penyesalan
setelah berbicara kotor; penyesalan ketika mata melihat kemaksiatan; penyesalan
ketika menyakiti orang, adalah sikap-sikap yang menunjukkan adanya
kecenderungan tobat nasuha. Orang yang tidak menyesal, tidak termasuk tobat.
Orang yang bangga pada dosa-dosa yang pernah dilakukannya, menunjukkan bahwa
dia belum sungguh-sungguh bertobat.
2.
Memohon ampun kepada Allah.
Memohon
ampun kepada Allah bisa dilakukan dengan cara mengucapkan istigfar sebagaimana
dicontohkan oleh Nabi Adam as dan Nabi Yunus as di dalam Alquran. Di samping itu,
memohon ampun harus dilakukan secara sungguh-sungguh dari hati yang paling
dalam. Inilah salah satu tanda orang yang bersungguh-sungguh dalam tobatnya.
Begitu pula dengan ungkapan sedih, derai air mata, dan menggigilnya perasaan
adalah ekspresi dari penyesalan yang mendalam.
3.
Gigih untuk tidak mengulangi
Bukan sekadar tidak berbuat dosa, berpikir ke arah sana saja tidak boleh. Memang, kita dikaruniai kecenderungan untuk berbuat hal-hal yang negatif. Akan tetapi, bukan berarti harus dituruti. Namun, untuk dihindari, karena itulah yang akan membuat kita mendapatkan ganjaran dari Allah SWT.
Bukan sekadar tidak berbuat dosa, berpikir ke arah sana saja tidak boleh. Memang, kita dikaruniai kecenderungan untuk berbuat hal-hal yang negatif. Akan tetapi, bukan berarti harus dituruti. Namun, untuk dihindari, karena itulah yang akan membuat kita mendapatkan ganjaran dari Allah SWT.
Ciri
tobat yang diterima.
Menurut Imam Al Ghazali dalam kitab "Muqasysyafatul Qulub", ada beberapa ciri yang menunjukkan tobat seseorang diterima, di antaranya.
Menurut Imam Al Ghazali dalam kitab "Muqasysyafatul Qulub", ada beberapa ciri yang menunjukkan tobat seseorang diterima, di antaranya.
1.
Orang tersebut terlihat lebih bersih dan lebih terjaga dari perbuatan maksiat.
Hal
itu terjadi karena dia lebih bisa menahan diri. Dia seolah-olah mempunyai rem
yang pakem. Rem ini seakan membuat dirinya terhalang dari perbuatan dosa.
2.
Orang yang tobatnya diterima, hatinya selalu lapang dan gembira.
Dia
merasakannya baik dalam keadaan sendiri maupun ramai. Hati orang ini dihibur
oleh Allah sehingga jernih dan lapang.
3.
Dia selalu bergaul dengan orang-orang saleh dan mencari lingkungan yang baik
pula.
Orang
yang sudah bertobat, namun masih kembali ke lingkungan yang tidak baik berarti
dia belum sungguh-sungguh melakukan tobat. Lain halnya jika ia kembali ke
lingkungan yang sama dengan niat untuk mengubah lingkungan itu. Mencari
lingkungan yang baik adalah salah satu bagian yang akan membuat agama kita
terpelihara.
4.
Kualitas amalnya semakin meningkat.
Selain menahan diri dari perbuatan maksiat, dia juga semakin meningkatkan kualitas salatnya, saumnya istikamah, malamnya dihidupkan dengan tahajud, dan sedekahnya terus meningkat. Inilah ciri orang yang tobatnya diterima.
Selain menahan diri dari perbuatan maksiat, dia juga semakin meningkatkan kualitas salatnya, saumnya istikamah, malamnya dihidupkan dengan tahajud, dan sedekahnya terus meningkat. Inilah ciri orang yang tobatnya diterima.
5.
Dia senantiasa menjaga lidahnya.
Dia juga sangat serius dalam menata amal-amalnya. Semakin hari, kualitas amalnya semakin terus bergerak ke arah yang lebih baik. Dia memiliki kualitas pengendalian lisan dan pikiran dengan baik. Ingatannya selalu kembali kepada Allah. Hal itu dia lakukan secara maksimal sehingga cinta dan kerinduannya kepada Allah semakin menggebu.
Dia juga sangat serius dalam menata amal-amalnya. Semakin hari, kualitas amalnya semakin terus bergerak ke arah yang lebih baik. Dia memiliki kualitas pengendalian lisan dan pikiran dengan baik. Ingatannya selalu kembali kepada Allah. Hal itu dia lakukan secara maksimal sehingga cinta dan kerinduannya kepada Allah semakin menggebu.
Rukun
- Nadam/menyesal
- Berhenti dari perbuatan yang di tobati
- Tidak berniat untuk mengulangi
Rukun Tambahan
Jika
perbuatan dosa itu berupa tinggal ibadah wajib atau berhubungan dengan hak
manusia maka bertamabah satu rukun lagi, yaitu :
- Mengqadho ibadah wajib yang di tinggal
- Mengembalikan hak manusia (jika hutang maka di bayar, jika salah maka minta maaf)
0 komentar:
Posting Komentar